Membentuk Karya Tiga Dimensi
1. Membentuk dengan tanah liat
a. Teknik pijit / pinch, teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana dalam mengerjakan tanah liat, karena tidak memerlukan alat bantu yang banyak, tetapi cukup dengan tangan. Tanah liat dapat dibentuk dengan memijit-mijitnya menjadi sebuah bentuk. Namun untuk menghaluskan permukaannya diperlukan alat bantu seperti alat butsir, spon dan sebagainya.
b. Teknik Lempeng slab, dalam teknik ini tanah liat dibuat lempeng terlebih dahulu dengan menggunakan rol kayu. Selanjutnya setelah mencapai ketebalan tertentu, tanah liat dipotong dengan pisau khusus dan bentuknya disesuaikan dengan bentuk yang akan dibuat. Untuk menyambung potongan itu digunakan tanah liat cair.
c. Teknik Pilin coil, dengan teknik ini terlebih dahulu tanah liat dibuat pilin. Untuk membuat bentuk yang dinginkan, pilin tanah liat itu ditempatkan secara tumpang berdasar bentuk yang akan dibuat. Agar pilin itu melekat perlu ditekan dengan jari dan selanjutnya diratakan dengan memukul-mukulnya pakai kayu
d.Teknik Putar, teknik ini paling sulit dibanding teknik lainnya, sebab alat yang digunakan harus dapat dikuasai dan dikoordinasikan dengan tangan secara baik. Sebelum dikerjakan tanah liat harus dipadatkan dahulu dengan meremas dan menekan berulang kali yang tujuannya untuk menghilangkan udara dalam tanah. Kemudian tanah liat itu ditempatkan di tengah-tengah alat putar, lalu kedua tangan yang basah diletakkan pada tanah liat itu . Selanjutnya alat diputar dan tanah liat dibentuk oleh tangan dengan menekan dan menariknya ke atas.
2. Membentuk dengan bahan keras
a. Kayu, hampir seluruh kebudayaan masyarakat menggunakan kayu sebagai bahan untuk produk seni rupa dan kriya. Hal ini disebabkan, hampir di seluruh penjuru dunia ada kayu. Tingkat kekerasan kayu bermacam-macam, namun demikian, kayu relatif mudah dibentuk dengan menggunakan gergaji, pahat, dan ketam dalam membuat benda seni rupa dan kriya seperti patung, mainan anak, perabot rumah tangga dan sebagainya.
b. Batu, karya seni rupa yang menggunakan batu biasanya dalam wujud patung dan relief. Bahan batu jenisnya bervariasi, ada batu pualam, marmer, onix dan batu kali. Sejak zaman dahulu batu telah digunakan untuk membuat benda-benda yang berhubungan dengan ritual. Pada zaman purba batu digunakan untuk alat potong seperti kapak, untuk membuat benda pemujaan nenek moyang, kemudian berkembang menjadi wujud lingga dan yoni. Oleh karena bahannya tahan lama maka
karya-karya dengan bahan ini menjadi tidak lekang dimakan waktu.
karya-karya dengan bahan ini menjadi tidak lekang dimakan waktu.
c. Logam, ada beberapa nama bahan logam yang kekerasannya juga bertingkat yaitu: aluminium, besi, baja, tembaga, perunggu, kuningan, nikel, emas, perak dan platina. Bahan-bahan ini dalarn pembentukannya dapat langsung ditekuk, dikenteng, disambung dengan las maupun harus dicairkan untuk keperluan teknik cor. Bahan logam cukup tahan lama, misalnya perunggu, tembaga, kuningan, perak dan emas adalah jenis logam yang anti karat sehingga karya-karya dengan bahan ini tahan berabad-abad dan tidak rusak.
0 komentar:
Posting Komentar